Sunday, December 15, 2013

Film 99 Cahaya di Langit Eropa

8 December 2013,

Setelah dinanti-nanti akhirnya jadi juga nonton film 99 Cahaya di Langit Eropa, padahal sempet nggak jadi. Dan si partner (aku yakin dalem hati) nggak nyesel digusur nonton film ini. Well, ini pertama kalinya nonton film sebelum baca bukunya. Sedih banget deh. :(

Buku yang ditulis sama Mbak Hanum Rais sama suaminya ini bercerita tentang Islam di Eropa. Berbagai cerita yang didapet dari pengalaman tinggal di Eropa dan ketemu sama orang-orang yang hebat. Ditambah lagi pengalaman based on true story yang bisa dijadiin role model.

Semuanya berawal dari kisah Mbak Hanum yang tinggal di Wina untuk nemenin suaminya yang dapet beasiswa S3. Sulitnya hidup di negeri orang, belum lagi di negara dimana Islam yang jadi minoritas. Banyak yang jadi reminder untuk kita yang tinggal di Indonesia yang mayoritas muslim dengan berbagai kemudahan yang ada untuk beribadah, lantas kenapa masih suka ditinggalkan?

Mengisi hari-harinya di Wna, Hanum bertemu dengan seorang wanita muslim Turki bernama Fatma. Fatma mengajak Hanum berkeliling Wina dan banyak bercerita tentang Islam. Fatma memiliki seorang anak perempuan yang bernama Aysie. Ada yang nyelekit ketika Hanum pertama kali ketemu Aysie, "Tante Hanum muslim tapi kok nggak pake kerudung?". Yang lainnya lagi adalah ketika Hanum emosi mendengar dua lelaki yang mengejek Turki dan agama, Fatma malah membayarkan makanan kedua orang tersebut. Well, salah satu inti pesan yang disampaikan adalah bagaimana seharusnya kita menyingkapi orang yang bersikap buruk sama kita, balaslah dengan kebaikan sebanyak-banyaknya, seperti yang diajarkan dalam Islam dan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Fatma, Hanum dikenalkan kepada Marion, seorang sejarahwan Perancis. Hanum yang mendapat kesempatan pergi ke Perancis menemani Rangga yang ada tugas, mengisi waktunya selama di Perancis bersama Marion. Marion banyak bercerita tentang bagaimana Islam di Eropa. Dimulai dengan lukisan Bunda Maria di Musee de Louvre yang pada kerudungnya terdapat kaligrafi Laa Illa ha Ilallah. Kemudian kisah kalau Napoleon Bonaparte seorang mualaf, yang kemudian mendirikan Arc de Triomphe atau gerbang kemenangan. Beberapa situs bersejarah di Perancis dimulai dari Arch de Triomphe, Obelisk, dan lainnya berada pada satu jalan yang lurus. Apabila jalan yang lurus tersebut ditarik garis lurus terus ke Timur, maka menuju ke Baitullah. Subhanalloh. :') Memang banyak kenyataan yang bikin speechless dari film ini.

Film ini emang recommended untuk ditonton, selain cerita yang begitu mendalam, kita juga disuguhi sama pemandangan indah Eropa. Ceritanya sederhana, berbeda dari genre film Islam sebelum-sebelumnya yang terkesan dibuat-buat. Banyak pelajaran positif yang bisa diambil dari film ini. Termasuk bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyan yang sering dilontarkan orang-orang non muslim mengenai ibadah yang kita lakukan.

Sepanjang nonton film ini, rasanya deg-degan, kagum dan terharu terhadap bukti-bukti nyata tentang Islam yang baru diketahui. Sepanjang film juga secara nggak sadar, banyak mengucap doa supaya someday bisa menginjakkan kaki di tempat-tempat tersebut, melihat secara langsung karunia Allah. Amin Insya Alah.

Filmnya sebetulnya dibagi dua karena panjang, tapi tenang aja pemotongan ceritanya bagus jadi nggak menimbulkan kesan gantung. Ini pertama kalinya nonton film sebelum baca bukunya. Sempet pengen beli bukunya tapi sayang keburu sold out dimana-mana pas filmnya mau tayang. Setelah nonton jadi makin penasaran sama bukunya. :')
Ada yang mau ngasih bukunya? :p

Happy watching!

XOXOXO,
Galuh Fajriyah Galura

"Hey masalah! Aku punya Allah yang lebih besar darimu!" - Aysie, 99 Cahaya di Langit Eropa

*thank you to Mbak Hanum Rais & Mas Rangga, for super inspirational story. Both of you are gorgeous role model couple! ;) 

No comments:

Post a Comment