Rabu, 11 Juli 2012
Nggak sabar
menanti-nanti hari ini..
Bukan harinya, tapi
sesuatu yang bakalan terjadi hari itu. Sesuatu yang ditunggu-tunggu.
Dulu aku ingat,
loose top putih bergambar mickey mouse, legging abu-abu, menungguimu. Layaknya
emak-emak nganterin anaknya yang daftar ulang di sekolah baru. Menungguimu
daftar ulang di universitas itu, di fakultas dan jurusan yang akhirnya
menambahkan huruf S dan T di belakang namamu. Sewaktu menunggu, sedikit
mengobrol dengan orangtua yang hendak mendaftar juga. Mereka mengira aku yang
hendak masuk, bingung harus menjawab apa, karena rupanya aku begitu malu-malu
kucing. Anak dari orangtua tersebut ternyata satu jurusan denganmu. Dan lambat
laun menyadari kalau kita memang ada sesuatu, dan di suatu waktu dia pun pernah
teringat begitu. Hari itu juga bertemu teman lama. Banyak teman lama. Ada satu
teman wanita yang sempat sekelas denganmu waktu SMA, menyapa, kemudian
tiba-tiba menarik tanganmu minta diantar. Hey! Aku cemburu tahu! –itulah aku yang
masih terlalu labil. Kamu menolak, kemudian diapun berlalu. Setelah selesai
berbagai macam, ditambah foto pada kartu yang menandaimu beralih jadi
‘mahasiswa’. Kaupun terdaftar. Selesai. Ya, akan selalu jadi ingatan manis,
saat itu, saat aku menemanimu masuk ke universitas itu.
Hari-hari
berlalu. Begitu banyak. Waktu yang begitu tersita oleh masa orientasi. Saat itu
kita saling menemani. Yah, dan kamu pun mulai sibuk. Dan begitulah, orientasi
begitu mengajariku apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kamu sibuk.
Selalu sibuk. Sering sibuk. Yang paling menyebalkan, –aku tahu kamu pintar dan
baik- tapi bukankan begitu alangkah kurang menyenangkan di saat kita bersama,
waktu habis dengan kamu menjawab sms ataupun telpon dari teman-teman wanita
yang menanyakan tugas? Aku kesal! –itulah aku yang masih terlalu labil.
Semester-semester
awal tidak begitu menyita perhatian. Sampai terjadi sesuatu. Mungkin hanya
salah paham, tapi aku kesal dan marah sekali. Mungkin kamu nggak akan ingat hal
itu.
Semester-semester
berikutnya, kamu pun mulai begitu sangat sibuk. Pulang begitu larut. Jarang
mengabari, dan pernah hampir tidak ada pesan singkat. Sedih! Kesal! Sebal! Kamu
tahu, sampai waktu kamu sakit pun aku tahu dari orang lain. Dan orang lain itu
sampai bilang, masa pacarnya nggak tahu. Kamu sangat sibuk. Aku juga ingin
sibuk! Aku juga sibuk! Aku sibuuuuuuuuuuukkkkk!!!
Mungkin waktu juga
lah yang menjawab, aku mencoba berusaha dewasa. Aku berusaha untuk sibuk juga.
Sampai mungkin aku pernah tak tahan, tapi yah mungkin dan aku yakin kita memang
jodoh.
Menjelang
semester-semester akhir, kamu jadi lebih santai dan lebih sangat menyenangkan.
Aku sayang kamu. Mungkin juga karena saat itu masa-masa sulit telah sedikit
mereda. Aku sayang kamu. Berbagai cara dukungan menjadi berbeda, perasaan
itupun jauh lebih kuat. Serupa doa dan dukungan, untuk kita maju bersama. Di
awal aku tahu kamu pasti lebih dulu. Kamu laki-laki dan menanggung banyak,
majulah terlebih dulu aku selalu ada di sampingmu, dan ada di finish untuk
kemudian memulai putaran yang baru bersama.
Dan akhirnya
hari-hari yang dinantikan telah ditentukan. Tidak terkira bahwa terjadi bulan
ini. Saat kamu bilang itu adalah besok, aku gugup, meski aku tahu kamu malah
begitu santai. Waktu seminar, kamu tidak mengizinkanku datang. Kamu bilang
tambah gugup kalau aku datang. Kamu bilang ‘Iker Casillas kalah di pertandingan
ketika ditonton pacarnya..’ –Kamu pikir kamu Iker Casillas???- . Kamu bilang,
aku cuma boleh datang waktu pengumuman. Tapi pengumuman itu sore, lalu aku
harus kemana?? Aku memaksa! Aku harus datang ke sidangmu! Aku mengantarkanmu
masuk ke universitas itu, harus ada aku juga ketika kamu lulus dari universitas
itu. Itu janjiku. Dan pasti kutepati. Seorang teman bertanya ‘bagaimana kalau
ternyata giliran kamu yang sidang dia sibuk bekerja dan tidak bisa datang?’,
aku jawab ‘aku mengerti, tidak apa-apa..’. Ah entahlah itu masih lama, meski
kamu mungkin jarang datang di saat-saat aku ingin kamu datang dengan
inisiatifmu, tapi aku yakin kamu akan datang untuk jadi bagian dalam moment
yang penting bagiku.
Kamu bilang sidangnya
jam 2. Aku curiga kamu berbohong, karena nggak mau aku datang di sidangmu.
Terburu-buru aku pergi ke kampusmu, meski satu urusan belum terselesaikan. Aku
baru sembuh dari sakit kemarin, hari ini aku masih merasa sakit, tapi pasti
sembuh dengan kebahagiaan hari ini. Aku bingung mau kemana. Sudah sampai tapi
tempatnya pun tak tahu dimana. Kamu menyebut satu tempat, aku tidak tahu itu
dimana. Untung bertemu salah satu teman, sampailah aku di ruang itu. Hey kamu!
Tampan sekali! Jas yang beberapa minggu lalu aku ikut ketika kamu memesannya.
Kamu... Tampan! Tersenyum tersipu. Aaaaahhh... kamu benar-benar tampan!
Kamu tersenyum.
Tapi aku tahu kamu gugup. Akupun juga begitu gugup. Dan jam 1.30 para dosen
sudah memasuki ruangan. Banyak-banyak berdoa. Aku gugup. Satu-persatu
pertanyaan dilontarkan, dijawab dengan lancar, dengan senyuman, juga dengan
seringai yang begitu lebar. Ah.. you’re my man! Meski ada sedikit gangguan yang
mengalihkan perhatian, sampai temanmu berujar yang kemudian aku artikan mungkin
aku kurang sopan dan kurang baik memperhatikanmu pada beberapa saat kamu
mencuri pandang di sela kegugupanmu. Tapi aku tetap mendengarkanmu, aku juga
berdoa untukmu. Berusaha menjadi salah satu bidadari dalam sepasang bidadari
yang pernah kamu ceritakan. Setelah selesai, semua teman-temanmu memberi
selamat, meski belum pengumuman. Satu persatu mereka pulang. Tinggal aku dan
kamu, menunggu-nunggu sesuatu.
Aku lapar. Aku
belum makan. Aku lupa makan. Akhirnya aku makan makanan yang biasa kamu makan
di kantin saat makan siang. Makanan yang suka kamu ceritakan. Enak, aku
kenyang, kenyang juga kamu grecokin karena makannya terlalu lama. Kamu pasti
sudah tak sabar menantikan itu.
Kembali lagi ke
ruang tadi. Sepertinya hanya ada kita berdua. Aku duduk, begitu gugup diantara
orang lain yang tidak kukenal, sementara kamu berdiri dengan dua orang lainnya.
Beliau bilang, hari ini menghasilkan 2 huruf mutu, A dan B. Lega rasanya ketika
beliau bilang semuanya lulus –tentu saja pria tampanku yang pintar ini pasti
lulus-. Kemudian beliau menyebut namamu secara lengkap, nilaimu 83,5, dengan
Lulus dengan huruf mutu A. Itu nilai perjuanganmu bergulat dengan Viral System
selama beberapa bulan. Aku terharu. Aku tidak mampu berkata-kata. Aku bangga
sama kamu. Serius yah, hari itu aku emang bener-bener nggak mampu untuk
berkata-kata, mungkin kamu juga memperhatikan itu aku tidak secerewet biasanya.
Aku mau teriak! Aku mau menangis! Aku bahagia dan begitu senang kelewatan! Kamu lulus, dari jurusan teknik industri, fakultas teknik industri, Universitas Parahyangan Bandung.
Happy Graduation my
love! Kevin Prama Dwikaragus, ST. I’m so proud of you!
with love,Aku mengantarkanmu ketika masuk ke kampus ini, dan ketika kamu lulus pun aku berada di sampingmu. Aku nggak mau menunggu begitu saja di finish untuk memulai putaran baru, aku mau kita berjalan bersama, maupun berlari bersama. Aku mau menemanimu ke gerbang, membuka gerbang, berjalan masuk bersama menelusuri jalan tersebut entah dimana berujung, selalu dengan kamu. Aku sayang kamu, aku mau jadi bagian dalam berbagai hal berharga dalam hidupmu. I love you, my precious gift....
galuh f. galura
No comments:
Post a Comment