Wednesday, September 25, 2013

Book Review: Glam Girls by Nina Ardianti

25 September 2013,

"Jadi pintar itu gampang - belajar aja yang rajin. Jadi cantik lebih gampang lagi. Dengan semua servis ala Nip/Tuck yang ada sekarang, apa aja mungkin. Kekayaan? Well, hanya karena lahir di keluarga kaya sampai tujuh turunan bukan berarti kamu lantas punya potensi sebagai pusat perhatian. Syarat jadi populer? Kamu nggak boleh dijengkal apalagi jadi orang yang gampang ditebak. Kalau ada yang bersikap buruk ke kamu, jangan takut. Kamu juga punya hak penuh buat balik nge-bitchy-in dia. Kamu juga harus berani tampil beda. Sesekali, nggak ada salahnya tampil kontroversial. Yang nggak masuk akal biasanya susah dilupakan."

Penggalan kalimat tersebut merupakan potongan sinopsis dari novel berjudul Glam Girls karya Nina Ardianti. Novel ini berlatarkan masa-masa High School di sebuah sekolah internasional Voltaire International School. Well, mungkin sedikit ketebak kalau novel ini bercerita soal the 'it' girls. It girls yang selalu jadi pusat perhatian seantero sekolah. Typically cewek-cewek yang menimbulkan kagum entah iri dari sesama cewek lainnya. 

Glam Girls by Nina Ardianti
Cerita dimulai dari kisah Adrianna yang baru menginjak masa High School. Adrianna yang pintar dan berprestasi, namun sangat cuek. Adrianna yang tidak peduli -bahkan membenci- kaum 'it' girls yang satu grade dengannya, yang sedang jadi perbincangan hangat di VIS. 'It' girls clique VIS, grade sepuluh, yang beranggotakan Rashi, Maybella, dan Marion. Rashi yang merupakan anak konglomerat, pemilik blog fashion trend setter, dan merupakan queen bee dari clique ini. Maybella, cewek blasteran yang merupakan ex-spoke person dari Maybelline, yang juga merupakan penggila lipstik. Dan terakhir, Marion si bule Perancis. Kehidupan Adrianna baik-baik saja dan selalu mencoba untuk nggak bersinggungan dengan clique ini, sampai pada akhirnya suatu kebetulan yang mengubah hidupnya. Marion yang dituduh backstabber karena pacaran dengan ex Rashi, dikeluarkan secara tidak hormat dari clique, hal tersebut bikin pergunjingan yang hebat di sekolah, all the girls die hard ingin mengisi posisi kosong di clique tersebut. Semua cewek, kecuali Adrianna. Berubahnya kehidupan Adrianna dimulai dari ketidaksengajaan Adrianna satu kelas dengan Rashi dan Maybella, dan lebih nggak sengaja lagi mereka satu kelompok dalam sebuah project. Adrianna ngerasa stres dan berpikir bahwa hal itu adalah hal paling sial sedunia! Bayangkan, sekelompok dengan orang-orang yang nggak dia sukai! Mengerjakan project dengan orang-orang yang sulit untuk diajak kerjasama, bikin Adrianna tambah mumet. So far, Adrianna melakukan sebagian besar porsi tugas tersebut, meski begitu Adrianna tetap berusaha supaya Rashi dan Maybella ikut mengerjakan. Disela-sela pengerjaan project tersebut, Rashi dan Maybella mulai mengubah Adrianna sedikit demi sedikit. Dimulai dari make over penampilan, diajak mingle ke happening event, dan terakhir diperkenalkan sebagai anggota baru clique. Hal terakhir membuat teman-teman Adrianna yang dulu marah dan menyebut Adrianna sebagai hipokrit. Dan nggak sampai disitu, puncaknya adalah menurunnya prestasi belajar Adrianna yang menimbulkan kemarahan orangtuanya. Adrianna sedih karena telah mengecewakan orangtuanya dan menyalahkan Rashi dan Maybella. Endingnya? Kata-kata dari Rashi yang membukakan pikiran Adrianna, bahwa selama ini Maybella dan Rashi hanya mengajak, semua keputusan tetap ada di tangan Adrianna. Perubahan gaya hidup yang diajarkan Maybella dan Rashi, bukan berarti harus menghilangkan Adrianna seutuhnya, semuanya tetap berada di bawah kendali Adrianna untuk memutuskan.

Awal baca novel ini agak underestimate, liat sampulnya. :p But overall, novel ini seru. Meski mungkin awalnya dilihat typically tentang it clique di masa-masa SMA, tapi yang satu ini lain banget dari novel-novel yang keliatannya serupa. Bahasanya simple, anak muda banget, tapi nggak berlebihan jadi still okay untuk dibaca sama adult. Isi cerita yang nggak biasa juga bikin plus point di novel ini. Soal pesan moril? Rasanya setelah baca ini nggak cuma nambah pengetahuan, tapi juga banyak pesan moril. Ditambah lagi, di setiap awal chapter, ada quotes yang menarik. Cerita yang ber-ending happily ever after, tapi dengan alur yang menyenangkan buat dinikmati. Entertaining!
Anyway, Glam Girls ini sebetulnya berseri, dengan judul yang berbeda-beda dan penulis yang berbeda-beda; Reputation, Outrageous, Magnificent. Ceritanya berdiri sendiri alias nggak bersambung, dengan tokoh sentral yang berbeda-beda, tapi latar dan tokohnya masih berkaitan satu sama lain. Well, penasaran? Happy reading! ;)

XOXOXO,
Galuh Fajriyah Galura
You have brains in your head. You have feet in your shoes. You can steer yourself any direction you choose. You're on your own, and you know what you know. And you are the one who'll decide where you'll go. Oh the places you'll go. - Dr. Seuss

No comments:

Post a Comment